Prasasti Peresmian Marmer, Prasasti Renovasi Gedung, Prasasti Peresmian Masjid Dan Harga Prasasti Marmer

 Prasasti Peresmian, Prasasti Renovasi Gedung, Prasasti Peresmian Masjid Dan Harga Prasasti Marmer

Banyak sudah jenis prasasti yang sudah pernah kami kerjakan bahkan kalau dihitung dengan angka kami sendiri juga bingung menghitung jumlahnya karena setiap hari rutinitas dan aktivitas kami adalah mengerjakan pesanan pembuatan prasasti peresmian, prasasti makam, nisan makam, papan nama marmer, papan nama granit, nomer rumah marmer, bongpay, dari pagi sampai sore dan terkadang sampai malam hari harus kerja lembur karena banyak distributor dan agen marmer dan granit berlangganan pada kami tidak jarng pula ada yang langsung berkunjung ketempat kam dan memesan prasasti peresmian secara langsung tanpa perantara, mengenai harga jkami tergolong kompetitif sesuai dengan kualitas dan jenis bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan prasasti peresmian, Prasasti peresmian yang kami kerjakan sangat beraneka jenis bahan model dan ukuran, prasasti peresmian yang acaranya diresmikan oleh pajabat negara, misalkan , prasasti peresmian gedung atau kantor yang diresmikan oleh Bpk. Gubernur, walikota, menteri, sampai Bahkan kami juga pernah mengerjakan prasasti peresmian yang acaranya di resmikan oleh Bpk. Presiden RI. Pada masa jabatanya.

 

Prasasti Peresmian Marmer
Prasasti Peresmian Marmer

 Prasasti Peresmian Marmer

Pemerintah Kabupaten Mamberamo Tengah membuat gebrakan pertama di Provinsi Papua dengan meresmikan dan menahbiskan enam gedung gereja Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) dan satu kantor klasis dalam sehari. Enam gereja yang diresmikan itu yaitu gereja Antiokia Anduam Distrik Kobakma, Jemaat Antiokia Distrik Kelila, Jemaat Anugerah Pelame, Jemaat Damai Dogobak, Jemaat Damai Taria, Distrik Megambilis dan Gereja GIDI Efrata Bilu, Distrik Bewani, Kabupaten Tolikara. Peresmian ditandai dengan pembukaan papan selubung, penandatangan prasasti dan penguntingan pita oleh Bupati Ricky Ham Pagawak (RHP). Usai pengguntingan pita dilanjutkan dengan ibadah yang dipimpin Pdt. Bupati Ricky Ham Pagawak mengakui, sebenarnya Pemerintah Kabupaten Mamberamo Tengah meresmikan dan menahbiskan 14 gereja yang tersebar di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, dan Pontianak Kalimantan Barat bertepatan dengan hari ulang tahun Masuknya Injil di Pegunungan Tengah ke-64 pada 1 Mei 2020. Namun peresmian itu urung dilakukan karena virus Corona. “Karena Indonesia dan Papua terdampak virus Corona, maka dari 14 gereja, hanya enam gereja dan satu kantor klasis yang diresmikan.

Prasasti Marmer Renovasi Gedung

Untuk itu, Bupati RHP meminta jemaat untuk aktif beribadah. Begitu pun dengan gembala harus melakukan pengembalaan apa adanya dengan tata cara yang sudah ditentukan oleh gereja. “Saya juga minta jemaat, untuk tidak menjadikan gereja sebagai tempat berpolitik. Sebab jika itu dilakukan bisa menimbulkan perpecahan. Biarkan gereja berdoa untuk masyarakat dan jemaat. Kiranya pertumbuhan iman terus bertambah dan sesuai harapan gereja, yakni umat GIDI masuk surga,” imbuhnya. “Kami juga memberikan apresiasi kepada Jemaat Efrata yang sudah berupaya dengan swadaya sendiri membangun gereja yang menghabiskan dana Rp 1 miliar lebih. Kami pemerintah hanya membantu kekurangan dan peresmiannya Rp 200 juta,” sambungnya. Pada kesempatan itu, Bupati Ricky Ham Pagawak memberikan bantuan masing-masing Rp 100 juta kepada tiga jemaat di Klasis Aiwa dan satu jemaat di Klasis Bogoga. Gembala Jemaat Efrata, Pdt. Kolas Weya menyampaikan terima kasih kepada Pemkab pemerintah Mamberamo Tengah yang sudah membantu Rp 200 juta untuk melengkapi beberapa kebutuhan termasuk menyukseskan acara peresmian. Dia mengakui, pembangunan gereja merupakan swadaya sendiri jemaat hingga gereja rampung. ”Apa yang kami buat demi pujian, hormat dan kemuliaan nama Tuhan saja,” ujarnya.

Enam Gereja itu berada di wilayah Kabupaten Mamberamo Tengah dan Tolikara. Saya sendiri bersama Jemaat Efrata Bilu menggelar ibadah syukuran dan pentabisan. Di lima jemaat lainnya juga melakukan hal yang sama,” ungkapnya, Jumat (1/5) lalu. Menurut Bupati RHP, apa yang sudah dibuat ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung penuh pelayanan dan pekerjaan Tuhan. Komitmen pemerintah ini ditunjukkan juga dalam penganggaran di APBD. Dia menjelaskan, dalam peresmian gereja ini, pihaknya telah mengikuti anjuran dari pemerintah pusat untuk melakukan pembatasan jarak maupun pemakaian masker. “Hari ini dilakukan di kampung, tapi kita melihat jemaat telah memakai masker. Ini menunjukan bahwa mereka juga peduli dalam pencegahan virus Corona,” ucapnya. Bupati dua periode ini menuturkan, dirinya hadir untuk meresmikan gedung Gereja Efrata. Diakuinya, jemaat ini berada dalam wilayah Pemerintah Kabupaten Tolikara yang didalamnya ada Wilayah Bogo. Namun menurutnya, pekerjaan Tuhan tidak melihat batas suatu wilayah. Karena yang terpenting bagaimana menerjemahkan visi dan misi Gereja GIDI yakni penginjilan belum selesai.

Prasasti Peresmian Masjid Bahan Marmer

Bahasa yang digunakan pun bervariasi dan umumnya ialah bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, Sunda Kuno, dan Bali Kuno. Prasasti adalah tulisan yang diukir menjadi sesuatu yang terbuat dari batu atau logam, misalnya batu nisan atau medali. Diburuhkan transkripsi atau deskripsi prosa yang tepat dari prasasti untuk memberikan kejelasan dan menjelaskan fitur-fitur prasasti yang tidak biasa. Informasi dalam transkripsi ini kemudian harus diindeks dalam subkategori lain, yang memungkinkan untuk merumuskan pertanyaan tentang jenis prasasti dan penulisnya, serta lokasi, tanggal, dan skrip mereka. Ketika sebuah prasasti atau tanda didokumentasikan, karakteristik berikut ini penting: siapa yang membuatnya, cara pembuatannya (bahan dan teknik), lokasinya pada objek, dan indikasi apa yang tertulis dalam prasasti atau seperti apa tanda itu. Penjelasan ini mungkin termasuk transkripsi, transliterasi (jika tidak dalam abjad Romawi), deskripsi, atau terjemahan. Keterangan tentang pentingnya prasasti atau tanda, dan kutipan ke sumber apa pun yang digunakan untuk mengidentifikasi atau menggambarkan prasasti atau tanda, juga dapat direkam.

Beberapa prasasti terbuat dari tanah liat atau tablet yang kadangkala diisi dengan mantra-mantra dalam agama Buddha. Prasasti yang menggunakan bahasa Sansekerta misalnya yaittu prasasti Kutai, prasasti Tarumanegara, prasasti Canggal (sumber sejarah Mataram Hindu), prasasti Ratu Boko, prasasti Kalasan, prasasti Tuk Mas, prasasti Kelurak, prasasti Plumpungan, dan prasasti Dinoyo. Prasasti yang menggunakan perpaduan antara bahasa antara Jawa Kuno dengan bahasa Sanskerta, misalnya yaitu prasasti Kedu, prasasti Randusari I dan II, dan prasasti Trowulan I, II, III, IV. Prasasti yang menggunakan perpaduan antara bahasa Melayu Kuno dengan bahasa Sansekerta, misalnya prasasti Kota Kapur di Sriwijaya, prasasti Gondosuli, prasasti Dieng, dan prasasti Sajomerto (Pekalongan). 1. Sima, yaitu prasasti yang berisi tentang maklumat raja atau bangsawan dalam rangka pengukuhan suatu daerah menjadi sima. 2. Jayapatra atau Jayasong, yaitu prasasti yang berisi tentang keputusan hukum untuk pihak yang memenangkan suatu perkara. 4. Suddhapattra, yaitu prasasti yang berisi tentang keputusan ikatan hutang-piutang, pelunasan, atau proses gadai.

Harga Prasasti Batu Marmer

Prasasti adalah kata atau huruf yang telah ditulis atau diukir menjadi sesuatu, atau tindakan menulis kata atau huruf menjadi sesuatu. Pada beragam sumber arti sejarah kuno Indonesia, misalnya naskah dan berita asing, prasasti dianggap sebagai sumber yang paling penting sebab bisa menunjukkan kronologi suatu peristiwa. Prasasti juga sangat menguntungkan dalam melakukan penelitian masa lampau, sebab selain mengandung unsur penanggalan, prasasti juga mengungkap sejumlah nama dan alasan yang melatarbelakangi mengapa prasasti tersebut dikeluarkan. Ada bermacam jenis prasasti yang bisa dibedakan berdasarkan bahan yang digunakan serta bahasa yang digunakan, dengan masing-maisng contohnya. Misal prasati yang menggunakan bahasa Sansekerta contohnya prasasti Kutai, prasasti Tarumanegara, prasasti Canggal, dan lain-lain. Istilah prasasti berasal dari bahasa Sanskerta, yang memiliki arti “pujian”. Tapi kemudian dianggap sebagai “piagam, maklumat, surat keputusan, undang-undang atau tulisan”. Di kalangan arkeolog prasasti dinamakan inskripsi, sedangkan di kalangan orang awam dinamakan batu bertulis atau batu bersurat. Meskipun prasasti memiliki arti “pujian”, tidak semua prasasti mengandung puji-pujian (kepada raja).




APRELLIA DEWI
(WA) 085655553096 – 081235287116
Email : bastamarmer@gmail.com
Jl. Kanigoro NO. 40A Ds. Campurjanggrang Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung Jawa Timur